siang itu, entah kenapa, tangannya kembali tidak stabil, padahal dia sedang memacu kendaraanya sampai 120Km/jam!! , tolol memang, mengingat jalanan yang sedikit licin dibahasi air hujan yang chaostik karena RA tak tampak disana, apa yang menstimulan penyakitnya itu?,
5 Jam sebelumnya
saya melihat dia dalam sosok paling polosnya, di antara deretan kolase antara tubuh asli dan bayangan yang ditimbulkan 2 cermin yang berhadapan langsung di ruangan kotak kecilnya, ruangan yang penuh dengan berbagai macam buku dan kain kain, entah kenapa, dia suka sekali menumpuk baju sedemikian rupa, dan menganggapnya tempat yang sangat nyaman untuk tertidur.
dia terlihat seperti anak kecil berumur seperlima tahun dari umur aslinya, dengan tubuh yang menghitam dan rambut yang memerah kusut karena tersengat RA dia tergolek, deretan giginya terlihat jelas dengan gingsul di bagian depannya, tapi kemudian dalam posisi tidurnya itu dia tersenyum senyumnya manis sekali. senyum duapuluh delapan Milyar WATT bagi sesuatu dalam mimpinya.
jam digital di sebelah kanan tangannya berbunyi "bip" sekali lagi menunjukan waktu yang entahlah sudah berapa kali dia snooze dari benda yang hampir tak pernah ia lepas itu,
disebelahnya tergeletak satu buku bersampul kumal dengan judul berhuruf kapital
"La LUNE "
jam digital di sebelah kanan tangannya berbunyi "bip" sekali lagi menunjukan waktu yang entahlah sudah berapa kali dia snooze dari benda yang hampir tak pernah ia lepas itu,
disebelahnya tergeletak satu buku bersampul kumal dengan judul berhuruf kapital
"La LUNE "
5 Jam sebelumnya
dalam posisi duduknya yang sedikit jinjit, matanya jelas menguning entah karena asap rokok atau partikel debu di kamarnya, seolah matanya mengedip ngedip cepat sekali , retinanya menyesuaikan bentuk dengan cahaya di kamar sumpek yang sebenarnya tidak begitu terang memang, malah cahaya yang dominan berasal dari laptop kecilnya, dia tampak mengerjakan sesuatu dengan laptop dan headsetnya, sesuatu yang sangat menarik hatinya, sesuatu yang menstimulasi dia untuk tersenyum, mengernyitkan dahi, dan memukul mukul dinding kamarnya, hingga akhirnya dia tergolek disana. dan tampaknya ini yang dia buat..
5 Jam sebelumnya
dia menangis melihat Blue Luna pertamanya perlahan tertutupi awan...
What would you decide
If she gave life to you?
and love u as an honour?
What would you decide
If she gave life to you?
and love u as an honour?
0 komentar:
Posting Komentar